Sunday, May 28, 2017

Penomena Make Up Siswi Sekolah Era Kini

Sejujurnya saya menulis ini berdasarkan apa yang saya lihat di sekitar saya. Dimana teman-teman saya terlalu terobsesi untuk mengubah apa yang ada pada diri mereka, kecantikan seorang remaja puteri normal.



Peralatan make up, from The Odyssey



Ketika saya masih duduk di bangku SMA, beberapa teman-teman saya di sekolah mulai mengenai make up untuk mempercantik diri atau berhias agar terlihat menarik. Percaya atau tidak, mereka mengatakannya kepada saya sebagai alasan, parahnya mereka juga menyebutkan para siswa sebagai embel-embelnya. Itu wajar, memang wajar. Saya pun menganggap itu wajar, mereka masih remaja, dan saya pun juga berada di fase yang sama. Memakai bedak atau lipgloss saja, tapi mungkin saya agak merinding melihat teman perempuan saya yang memakai berbagai peralatan make up tambahan seperti eye liner, maskara, lipstick matte, eye shadow  dan cream pemutih abal-abal ketika di sekolah. Nah, apakah sekarang sekolah sudah beralih fungsi dari sarana dan media pembelajaran menjadi sarana dan media untuk unjuk pamer kecantikan?

Semua orang tua memiliki tujuan menyekolahkan putri-putri mereka untuk menjadikan mereka sebagai generasi penerus unggul bangsa Indonesia, lulus dengan nilai yang akan membantu mereka masuk ke perguruan tinggi favorite dan meraih cita-cita yang mereka idamkan. Tetapi, apakah salah satu faktor penentu mereka mendapatkan nilai yang bagus di sekolah adalah dengan ber-make up ria seperti hendak ke pesta atau layaknya perempuan-perempuan usia matang?

Wanita karir


Terlebih beberapa diantara mereka memakai cream pemutih sembarangan yang dapat ditemukan di pasar atau apotik dengan harga yang terjangkau. Parahnya, mereka tidak peduli, atau tidak jeli untuk mencari informasi mengenai cream yang akan mereka oleskan ke kulit remaja mereka yang masih bagus. Atau setidaknya mereka dapat memastikan apakah ada tulisan halal, mendapatkan ijin BPOM dan masa kadaluarsanya di tempat cream tersebut. Saya ingat, harga cream pemutih yang dibeli teman saya (yang sampai saat ini masih beliau pakai) seharga Rp. 15.000,-. Miris, benar-benar miris. Bagaimana mereka tidak memperdulikan efek dari cream tersebut terhadap kulit mereka.

Alasan 'mempercantik diri' atau 'peduli terhadap diri sendiri' di jung-jung tinggi di atas segalanya, dan memutar balikkan kepada saya dengan mengatakan sesuatu yang membuat saya tertawa di dalam hati, "Dari pada lo yang gayanya cuma gitu-gitu aja? Emangnya kalo gayak lo gini ada yang suka?".

Lalu, saya ingin bertanya, apakah dengan memakaikan sesuatu yang murah, tidak jelas, dan tak sesuai dengan usia kita adalah tindakan yang mencerminkan kepedulian kita terhadap tubuh yang Tuhan kita berikan ini? Ladies, Tuhan hanya memberikan satu tubuh kepada kita sebagai titipan, alangkah baiknya jika kita berpikir terlebih dahulu sebelum memasukkan atau memakaikan sesuatu kepada tubuh kita. Karena hanya kitalah yang akan merasakan efeknya, baik maupun buruk. Tubuh kita terlalu pintar untuk mencerna apa yang dia rasakan ketika sang empunya memasukkan atau memakaikan sesuatu.

Tapi mungkin saya juga salah apabila meminta untuk semua remaja perempuan untuk tidak ber-make up, tidak, saya sudah menekankan saya tidak ingin menghakimi. Saya juga sering pake bedak (saat akan berpergian, kalau di rumah saya tidak sering pakai) dan lipgloss untuk membuat bibir saya tetap lembab. I'm a young girl, so i act as they should. Tapi tidak dengan berlebihan! Remember, Tuhan menyukai sesuatu yang indah, tapi tidak berlebihan. Tampolkan apa adanya; warna kulit apapun yang kita miliki, gemuk atau kurus, dan segala hal lainnya dengan percaya diri.

Ingatlah, tidak semua orang di dunia ini memiliki apa yang kita miliki.

Kalau saya lebih senang untuk cuek terhadap penampilan (itu yang dikatakan teman-teman saya), berbeda dengan ladies yang gemar untuk mempercantik diri, tapi alangkah lebih baiknya untuk memastikan produk kecantikan yang akan dipakai terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), menyesuaikan penampilan dengan kegiatan yang akan dilakukan dan... ini terpenting, memastikan jika semua orang melihat kecantikan yang sesungguhnya ada pada diri kita berasal dari hati, attitude dan bakat kita.

Quotes Today: "It truly is the power that you have deep within yourself that gives you the strength to pursue your dreams." by Lily Collins (Ini benar-benar kekuatan yang Anda miliki jauh di dalam diri Anda yang memberi Anda kekuatan untuk mewujudkan impian Anda.)

Jangan biarkan diri kita hilang oleh pengaruh tren dan lingkungan. Atau mungkin, sosok yang kita idami. Mereka semua tidak akan membawa Anda ke suatu titik yang Anda inginkan, tidak akan membuat kesuksesan datang hanya karena paras cantik dan juga tubuh yang ramping. Jangan pernah bermimpi seorang pangeran akan datang dan merubah nasib Anda saat ini.

"My advice for girls who are waiting for their Prince Charming is to be open for anything. Be open to new experiences, be open to the idea that it may take longer than you want, but if you're open to meeting new people and new adventures, then love will come along." by Lily Collins.

Dan untuk kamu para siswi yang masih bergelut di bangku Sekolah Menangah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, jangan buang waktu, tenaga dan pikiran hanya untuk memperdulikan apakah teman-temanmu akan menghargaimu dari penampilanmu. Jangan pernah berpikir untuk merubah apa yang ada pada dirimu, dan menjadi seseorang yang berbeda. Cintai dirimu sebagai mestinya, bukan meracuninya. Waktumu terlalu berharga untuk memperdulikan penampilan, otak dan bakatmu butuh waktu dan fokus lebih banyak untuk dikembangkan agar dirimu menjadi seseorang nantinya. Terlebih, kita tidak akan tahu apa yang akan ditimbulkan produk kecantikan itu 3 tahun dan seterusnya nanti.

Oke deh, sekian dulu untuk pembahasan kali ini. Terima kasih telah mengunjungi Daily Mocci dan membacanya secara keseluruhan. Saya berharap apa yang saya tulis dapat mendorong siapapun untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan menjadikannya sebagai inspirasi. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna untuk orang lain.




Dian Sastrowardoyo, from inovasee
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Monday, May 22, 2017

Kutipan Menarik Dari Novel Committed by Elizabeth Gilbert

Cover novel Committed
Keterangan Buku:
Judul: Committed
Penulis: Elizabeth Gilbert
Penerbit: Qanita
Tahun Terbit: 2011
Penerjemah: Harisa Permatasari


“Tidak ada risiko yang lebih besar daripada pernikahan. Namun, tidak ada yang lebih membahagiakan daripada sebuah pernikahan bahagia”—Benjamin Disraeli 1870, dalam sepucuk surat kepada putri Ratu Victoria, Louise, mengucapkan selamat atas pertunangannya.


Kalimat tersebut mengawali buku yang ditulis Elizabeth Gilbert sebagai kelanjutan dari novel sebelumnya yang ditulis berdasarkan kisahnya sendiri, Eat, Pray Love.

Elizabeth Gilbert


Pertama-tama saya mau jujur kalau saya belum membaca novel Eat, Pray, Love yang seharusnya saya baca terlebih dahulu sebelum membaca Committed ini, namun saya bersyukur karena Liz menceritakan kembali kisahnya di novel lanjutannya ini hingga saya mengerti inti kisahnya sebelumnya. Meskipun mungkin sedikit membosankan untuk pembaca novel Eat, Pray, Love yang mengetahui kisah secara keseluruhannya.
Kedua, saya masih berusia tujuh belas tahun ketika saya membaca novel ini, meskipun ditahun berikutnya ketika saya menginjak usia 18 tahun dapat menyelesaikan proses membacanya secara keseluruhan. Karena sejujurnya, novel ini berat banget untuk seorang remaja yang baru saja lulus SMA—atau khususnya untuk saya pribadi. Tetapi setelah saya bersabar untuk terus melanjutkan sampai tuntas, tidak ada kekecewaan setelah menyantap novel setebal 486 halaman ini. Huft, senangnya. Banyak hal yang bisa saya pelajaran dari semua pengalaman Liz. Meskipun sebuah ‘married’ belum terbayangkan, ya, masih remaja juga, kok. Hahaha, well, daripada banyak cincong, berikut ini saya rangkum Kutipan Menarik dari novel Committed, let’s check this out!

Menjelang akhir perjalanan itu, aku bertemu Felipe yang tinggal menyepi dan sendirian di Bali selama bertahun-tahun mengobati sakit hatinya sendiri. Yang terjadi selanjutnya adalah ketertarikan, lalu tahap pengenalan yang dilakukan secara perlahan, kemudian, yang membuat kami sama-sama takjub, cinta.

Kami juga sudah menyadari bahwa pernikahan adalah sebuah bangunan yang lebih mudah untuk dimasukki dibandingkan ditinggalkan. Tanpa adanya pagar hukum, kekasih yang tidak menikah bisa mengakhiri sebuah hubungan buruk kapan saja. Namun, kau—orang yang menikah resmi dan ingin melarikan diri dari cinta yang kandas—akan segera mengetahui bahwa ada porsi yang cukup signifikan dari kontrak pernikahanmu yang merupakan milik negara, dan terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya negara mengizinkan kepergianmu. Sehingga, kau akan mendapati dirimu terjebak selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dalam sebuah ikatan resmi tanpa cinta yang sudah terasa bagaikan sebuah bangunan yang terbakar.

“Menyerupai cinta, tapi tanpa permasalahan cinta.”—Garcia Marquez.

“Seekor ikan dan seekor burung mungkin saja saling jatuh cinta, tapi di mana mereka akan tinggal?”—peribahasa kuno.

Namun, takdir ikut campur dan menuntut pernikahan dariku, dan aku sudah cukup banyak belajar dari pengalaman hirup untuk memahami bahwa campur tangan takdir terkadang bisa diartikan sebagai undangan yang harus kita hadiri, bahkan meski kita harus mengalahkan ketakutan terbesar kita. Tidak perlu menjadi seorang genius untuk memahaminya jika keadaan memaksamu untuk melakukan satu-satunya hal yang selalu kau benci dan takuti, setidaknya hal ini bisa menjadi sebuah kesempatan menarik untuk tumbuh.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, baru terpikir olehku bahwa mungkin aku menuntut terlalu banyak dalam masalah cinta, atau setidaknya meminta terlalu banyak hal dalam pernikahan. Mungkin aku memuat kargo harapan yang jauh lebih berat di atas perahu pernikahan yang sudah tua dan renyot itu, melebihi dari yang seharusnya sanggup ditanggung sejak awal.

Jika kau sungguh-sungguh menginginkan sebuah masyarakat yang orang-orangnya bisa memilih pasangan mereka sendiri atas dasar rasa suka pribadi, kau harus mempersiapkan diri  untuk hal-hal yang tak bisa kau tolak. Akan ada patah hati; akan ada kehidupan yang hancur.

Sumpah yang diucapkan pada hari pernikahan adalah sebuah usaha mulia untuk melawan kerapuhan ini, untuk menyakinkan diri kita bahwa—sesungguhnya—apa yang sudah dipersatukan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak akan bisa dipisahkan oleh manusia. Namun, sayangnya bukan Tuhan Yang Maha Kuasa yang mengucapkan sumpah pernikahan itu, manusia (tidak maha kuasa) yang melakukannya, dan manusia selalu bisa mengoyak sebuah sumpah.

Buddha mengajarkan bahwa semua penderitaan yang dialami manusia berasal dari gairah.

Bukankah kita semua menyadari hal tersebut memang benar adanya? Siapa pun diantara kita yang pernah mendambakan sesuatu dan tidak mendapatkannya ( atau lebih parah lagi, mendapatkannya lalu kehilangannya ) paham betul penderitaan yang dibicarakan oleh Buddha. Mendambakan seseorang mungkin merupakan usaha yang paling beresiko. Begitu kau menginginkan seseorang—benar-benar menginginkannya—rasanya seakan-akan sudah mengambil sebuah jarum dan menjahit kebahagiaanmu pada kulit orang tersebut, sehingga perpisahan seperti apa pu akan memberimu luka yang dalam. Satu-satunya hal yang kau ketahui adalah kau harus mendapatkan objek dambaanmu dengan cara apa pun, dan tidak akan terpisahkan lagi. Satu-satunya hal yang bisa kau pikirkan adalah orang kesayanganmu. Tenggelam dalam desakan primitif, kau tidak menjadi dirimu sendiri seutuhnya. Kau sudah menjadi seorang pelayan yang mengabdi pada keinginanmu sendiri.

Seperti inilah rasa kasmaran dimulai. Dan kasmaran merupakan aspek paling membahayakan dari gairah manusia. Kasmaran mengarah pada sesuatu yang oleh para psikolog disebut “pemikiran mengganggu” Kondisi pikiran teralihkan, yang membuatmu tidak bisa berkonsentrasi pada apa pun selain objek obsesimu. Begitu kasmaran menyerang, semua hal lain—pekerjaan, hubungan, tanggung jawab, manakanan, tidur, pekerjaan—jadi tak penting saat kau memupuk fantasi mengenai orang tersayang yang dengan cepat berubah menjadi repetitif, invasif, dan menyita. Kasmaran mengubah susunan kimiawi otakmu, seakan-akan kau mencekoki dirimu dengan candu dan stimulan... dijelaskan oleh Dr. Helen Fisher, seorang antropolog dan ahli kasmaran.

Bersikap rasional dan mantap untuk menghadapi dunia.

Ketika kau kasmaran dengan seseorang, kau tidak sungguh-sungguh menatap orangnya; kau hanya terpesona oleh bayanganmu sendiri, mabuk kepayang oleh mimpi keutuhan yang sudah kau proyeksikan pada orang asing dalam dunia maya. Dalam keadaan seperti itu, kita cenderung memutuskan berbagai macam hal spektakuler mengenai kekasih kita yang mungkin atau mungkin juga tidak benar. Kita melihat sesuatu yang nyaris ilahiah pada diri orang yang kita cintai, bahkan saat teman dan keluarga kita mungkin tidak bisa melihatnya.

Sebuah hubungan yang dilandasi kasmaran adalah sebuah zona tanpa akal sehat, tanpa perspektif dan rasio yang jelas. Freud terang-terangan menggambarkan kasmaran sebagai “penilaian berlebihan terhadap objeknya,” dan Goethe bahkan menggambarkannya dengan lebih baik lagi: “Ketika dua orang saling mencintai, salah seorang biasanya salah tanggap.”

Apakah kedewasaan emosional hanya menghampiri kita melalui pengalaman dan pelajaran dari kegagalan percintaan masa muda?

Aku tidak yakin apakah aku memahami pernyataan yang terus diulang bahwa entah bagaimana kau memegang kendali atas apa yang terjadi di dalam dan di sekitar hubunganmu.

Meskipun hati manusia mungkin memang bisa ditembus oleh gairah tak terkendali, dan sementara dunia mungkin dipenuhi oleh makhluk-makhluk menawan dan pilihan-pilihan menggiurkan lainnya, sepertinya seseorang memang sanggup membuat sebuah pilihan berpandangan jernih yang membatasi dan menngendalikan risiko kasmaran. Dan jika kau mengkhawatirkan “masalah” yang akan datang di dalam pernikahanmu, sebaiknya kau memahami bahwa masalah tidak selalu berarti sesuatu yang selalu “terjadi begitu saja”; masalah sering kali dipupuk dengan ceroboh dalam cawan-cawan kecil yang kita sebarkan di seluruh penjuru kota.

“Lebih mudah dan murah untuk menjaga agar sungai tidak terkontaminasi sejak awal daripada membersihkannya setelah terkena polusi.”—Ayah Liz.

Kau tidak akan pernah bisa menduga kapan bom akan meledak.

Buddha mengajarkan bahwa sebagian besar masalah—seandainya kau memberinya waktu dan ruang yang cukup—pada akhirnya akan memudar sendiri.

“Jangan pernah menghitung telurmu saat mereka masih ada di dalam bokong ayam.”

Kita semua tahu bahwa orang-orang yang memiliki orangtua bercerai lebih mungkin bercerai suatu hari nanti—sekan-akan perceraian menurunkan perceraian—dan berbagai contohnya tersebar diseluruh generasi.

Semakin muda usiamu saat menikah, semakin besar kemungkinanmu untuk bercerai. Bahkan, kau sangat mungkin bercerai jika menikah muda. Kau contohnya, 2 hingga 3 kali lebih mungkin bercerai jika menikah diusia belasan atau awal 20-an daripada jika kau menunggu hingga berusia 30-an atau 40-an. Alasannya sangat jelas hingga aku ragu-ragu untuk menyebutkannya satu per satu karena takut menyinggung pembacaku, tapi ini dia: Saat masih sangat muda, kita cenderung lebih tidak bertanggung jawab, lebih tidak sadar diri, lebih ceroboh, dan lebih labil secara ekonomi dibandingkan saat kita berusia lebih tua.

Yang bertolak belakang memang  saling menarik, tapi tidak selamanya bertahan.

Nyaris tidak ada hal yang lebih berharga untuk diberikan pada orang lain selain untuk menerima mereka sepenuhnya, mencintai mereka nyaris tanpa memedulikan seperti apa mereka.

“Semua manusia memiliki kekurangan”—Eleanor Roosevelt.

Semakin mandiri secara finansial, seorang wanita akan menikah dalam usia yang lebih tua, itu pun jika mereka memutuskan untuk menikah.

Selain ketidaksetiaan dan penyiksaan, tidak ada yang merusak sebuah  hubungan lebih cepat daripada kemiskinan, kebangkrutan, dan utang.

Uang memberikan masalah tersendiri—tapi uang juga memberi berbagai pilihan.

Yang menyebabkan orang-orang ragu (untuk berkomitmen bukanlah sikap pengecut. Tapi kenyataan pahit.

Perceraian sangat menyebalkan untuk anak-anak, dan hal itu bisa meninggalkan bekas luka psikologis yang susah hilang.

Tabung uangmu, bersihkan gigimu, gunakan sabuk pengaman, dan tetap sehat—dan suatu hari nanti kau akan menjadi seekor burung yang sangat bahagia.

Terkadang kehidupan memang kacau dan gagal. Kita melalukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Kita tidak selalu tahu tindakan apa yang paling tepat.

“Sebuah perceraian mungkin dianggap sebagai sebuah kemalangan, tapi dua perceraian bisa dianggap sebagai tamparan kecerobohan.”—Oscar Wilde.


Pendapat saya secara personal; saya menyetujui dengan opini pribadi dan beberapa kutipan yang Elizabeth tulis dari berbagai pembicara atau seorang tokoh dalam bukunya ini, saya memang belum pernah menikah tetapi saya lahir dari kedua orang tua yang bercerai sejak saya berusia satu tahun. Tetapi saya percaya, “Setiap manusia memang tidak bisa memilih darimana mereka dilahirkan, tetapi mereka bisa memilih masa depan seperti apa yang mereka inginkan.” Saya ingin menganjurkan kepada pembaca untuk terlebih dahulu membaca Eat, Pray, Love sebelum membaca Comitted, dan membaca novel Committed secara keseluruhan dalam keadaan santai. Karena mungkin Anda akan merasa sangat bosan dengan novel ini.


Terima kasih. :)
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Wednesday, May 10, 2017

Hal yang Dilakukan Merry Riana Untuk Sukses | ‘Motivator Wanita No. 1 Asia’



Merry Riana

Tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk meraih titik yang kita ukur sebagai sebuah kesuksesan atau mencapai semua yang menjadi mimpi kita. Begitupun yang Merry Riana alami bertahun-tahun sebelum ia mencapai titik kesuksesannya saat ini. Diusia 18 tahun Merry pindah ke sebuah negara asing dengan uang yang tak bisa mencukupi hidupnya, meninggalkan keluarganya di Indonesia saat krisis moneter di tahun 1998 dan masuk kesebuah universitas dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pembelajarannya. Selama itu Merry harus berjuang dan berjuang untuk bertahan dan meraih apa yang menjadi mimpi Merry selama bertahun-tahun.

Semua orang dapat sukses. Ya, pernyataannya memang tidak ada yang salah. Namun sering kali kita mendapati kendala dalam prosesnya yang sering kali membuat kita mundur dan menyerah begitu saja. Lalu, apa sajakah hal yang Merry Riana lakukan untuk mencapai kesuksesannya? Simak berikut ini.


1.      Luangkan Waktu Sejenak Untuk Merenung
Jika Anda belum menemukan alasan yang memacu semangat Anda dalam menjadi proses menuju kesuksesan, Merry menyarankan untuk meluangkan waktu sejenak merenung untuk berpikir. Banyak orang yang selalu bertindak tanpa berpikir, alih-alih mereka mencapai target, mereka sering terpeleset karena minimnya perencanaan atau hilangnya semangat menggebu-gebu yang dulu saat mereka mulai melangkah. Jadi, sebaiknya Anda mulai berpikir dan menjawab beberapa pertanyaan mendasar seperti mengapa anda ingin sukses, mengapa Anda harus sukses, dan bagaimana caranya agar Anda sukses ke dalam sebuah buku yang bisa Anda bawa kemana pun. Hal yang sangat sederhana namun mampu mempertahankan semangat Anda setiap saatnya. Karena dengan mengingat, Anda tidak akan pernah menemukan jalan untuk mundur atau berhenti.
Sebagai salah satu contoh nyata yang Merry alami sendiri, bagaimana ia bisa merubah dirinya yang dulu hanyalah seorang gadis yang hanya mampu bertahan hidup hanya dengan uang 10$ dalam seminggu, untuk menjadi seorang milyuner. Diri Merry yang saat ini hanyalah bermula dari sebuah pertanyaan kepada diriya sendiri dan beberapa alasannya. Mungkin banyak orang yang meragukan kekuatan sebuah renungan pada diri sendiri, tetapi percayalah ‘banyak hal yang dapat kita ubah dan kita temukan saat kita bertanya kepada diri sendiri.’
Jadi, mulailah bertanya dan tuliskan hal apa saja yang menjadi alasan Anda sukses, dan pertanyaan bagaimana caranya akan mudah Anda jawab setelah Anda menjawab itu.

2.       Berani Untuk Bermimpi Besar
Ingatlah, setiap orang bisa sukses. Pepatah itu mungkin sangat klise, namun memang ada benarnya. Merry adalah seseorang yang memiliki visi yang bagus sekaligus memiliki keberanian untuk bermimpi besar. Meskipun mungkin dirinya yang dulu, saat masih duduk di bangku Nanyang University Technology, tak pernah terpikirkan oleh siapapun gadis itu mampu mendapatkan satu juta dollar pertamanya di usia 26 tahun! Tetapi percayalah, Merry mampu meraih mimpinya itu. Hanya saja memerlukan kesabaran dan kerja keras selama itu. Tetap bermimpi, dan melakukan berbagai cara untuk meraihnya. Ingat dengan kisah Thomas Alfa Edision? Penemu lampu pijar itu melalui ribuan kegagalan sampai akhirnya menemukan sebuah alat untuk menerangi ketika malam hari. Jadi, tetaplah bermimpi.

3.       Memilih Jalan Sesuai Dengan Keinginan
Bagaimana rasanya jika kita hidup dengan pilihan yang orang lain berikan? Atau banyak orang lain pilih yang tidak sesuai dengan hati nurani kita? Sama saja seperti kita hidup di dalam mimpi orang lain, kan? Nah, hal yang sama menimpa Merry ketika ia lulus dari NYU dan mendapatkan banyak komentar dan keragu-raguan dari orang-orang di sekitarnya. Bagi mereka, memilih berbisnis setelah lulus kuliah dengan hutang karena biaya pinjaman yang Merry ambil bukan lah sebuah pilihan yang seharusnya Merry pilih. Mengatakan jika seharusnya Merry bekerja sebagai seorang pegawai dengan penghasilan tetap, alih-alih menjadi seorang pembisnis dengan penghasilan yang tidak menentu. Tetapi apa yang terjadi? Apakah dugaan orang-orang itu terbukti? Dalam beberapa waktu Merry mendapatkan penghasilan jauh lebih besar berkat kerja keras, waktu dan energi yang Merry pertaruhkan di dalam pilihannya.


4.       Terus Berjalan
Merry tinggal seorang diri di sebuah negara dengan biaya hidup lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Ia harus hidup dengan hanya 10$ dalam seminggunya. Hal tersebut mungkin tidak bisa dibayangkan oleh siapapun, Merry meyakinkan. Memang sangat tidak bisa dibayangkan bagaimana kita bisa bertahan dengan uang sedikit di Singapura. Namun Merry yakin, jika Anda harus melalui jalan ini, Anda akan menemukan apapun cara agar Anda bertahan hidup.


5.       Membuat Rosulisi Besar
Bukan hanya hidup dengan 10$ dalam seminggu yang mengharuskan Merry hidup berhemat dengan cara-cara yang sulit; minum air keran alih-alih membuang-buang uangnya untuk membeli secangkir minuman seharga 30 sen, datang ke setiap acara ‘Welcome Tea’ yang diadakan untuk mahasiswa tahun pertama yang akan memberikan makanan dan minuman gratis untuk Merry, dan hal lainnya. Merry juga terpaksa mengambil dana pinjaman untuk study dan pinjaman untuk biaya sekolahnya. Merry harus hidup sebagai seorang gadis dengan masalah finansial. Namun beberapa hari sebelum ulang tahun Merry yang ke-20, Merry membuat sebuah resolusi dimana ia harus tertebas dari masalah finansial di usia ke-30 dan pulang ke Indonesia sebagai orang yang sukses! Hal yang mustahil, bagaimana tidak? Dana yang dipinjamnya sebesar 40,000$, dan keinginannya untuk kembali ke Indonesia sebagai seorang yang sukses adalah bayangan yang sangat jauh dari kehidupannya saat itu. Tetapi apa yang Merry lakukan saat kemustahilan itu membayanginya? Dia berusaha untuk mewujudkan apa yang sudah menjadi targetnya saat itu.

6.       Jangan Takut Untuk Gagal
Ingat salah satu kalimat dalam novel To Kill a Mockingbird yang ditulis Harper Lee? Ketakutan hanya berada di dalam diri kita. Yup, daripada menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk menakuti sesuatu yang belum terjadi, entah itu hasil yang akan kita dapatkan atau apakah kita bisa meraih mimpi kita, lebih baik terus berjuang dan berjuang.

Itulah beberapa tips yang Merry tulis di dalam bukunya I Dare To Dream Big yang sebaiknya Anda lakukan. Semoga bermanfaat.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Tuesday, May 9, 2017

Novel Klasik: Kutipan Menarik Dalam Novel Emma by Jane Austen

Salah satu cover novel Emma

Keterangan Buku
Judul: Emma
Penulis: Jane Austen
Jumlah Halaman: 757
Penerbit: Qanita
Tahun Pertama Terbit: 1816
Tahun Terbit di Indonesia: 2014
Penerjemah: Istiani Prajoko

Bagi para pecinta baca, khususnya novel klasik, tentu nama Jane Austen sudah tidak asing di telinga para pecinta novel. Sebut saja novel-novel yang ditulis dari pikirannya yang cerdas seperti Sense and SensibilityPride and PrejudiceMansfield ParkEmmaNorthanger AbbeyPersuasion, berhasil memikat pembaca di seluruh dunia. 

Bukan hanya karena unsur dan jalan cerita saja yang menarik dalam setiap karya Austen, tetapi beliau memasukkan banyak pesan moral di dalam bukunya yang bermanfaat dan dapat memotivasi seseorang. Tidak sedikit orang yang menjadikan kutipan dalam novelnya sebagai motto dan pendorong motivasinya yang tentu saja baik dan merubah sesuatu di dalam diri para pembacanya. Dan di bawah ini rankuman kutipan menarik di dalam salah satu karya Jane Auten terbaik, Emma:


“Karena tebakan yang beruntung tak hanya berkaitan dengan keberuntungan, tetapi ada hubungannya dengan bakat.”—Emma.

“Seorang wanita sebaiknya tidak menikah dengan seorang laki-laki hanya karena dia dilamar, atau karena laki-laki itu menyukainya, dan dapat menulis surat yang indah.”—Emma.
“Dia (Harriet) seharusnya tidak dipandang rendah karena kesalahan orang lain dan tidak seharusnya dipandang rendah orang orang lain di sekitarnya.”—Emma.

“Sikap suka pamer pada gadis yang tidak terlalu pintar hanya akan menimbulkan kerusakan. Tidak ada gunanya bagi seorang gadis jika melambungkan harapannya terlalu tinggi.”—Mr. Knighley

“Harriet yang baik, jangan terlalu sensitif terhadap teka-teki ini. Perasaanmu akan ketahuan, jika kau terlalu peka dan terlalu cepat bertindak, dan kelihatannya mengartikannya dengan berlebihan, atau mencari-cari makna yang tersirat di dalamnya. Jangan merasa besar kepala oleh sedikit pujian kekaguman.”—Emma.

“Memang itu masalahnya dengan kita semua, ayah. Separuh penduduk dunia tidak dapat memahami kegembiraan separuh penduduk yang lain.”—Emma.



“Benar, setiap penundaan menyebabkan satu kekhawatiran akan terjadi penundaan lagi.” Mrs. Weston/Miss Taylor.



“Barangkali kita juga harus berhati-hatinya dalam menilai perbuatan seorang anggota dalam keluarga manapun.”—Mrs. Weston/Miss Taylor.



“Emma sayang, dengan perangaimu yang manis itu, jangan mencoba memahami sifat-sifat buruk orang lain, atau menetapkan aturan terhadapnya. Biarkan saja.”—Mrs. Weston/Miss Taylor.


“Sifat Mr. Elton memang tidak sempurna,” jawab Emma, “tapi jika ada tujuan yang hendak dicapai, orang akan memaklumi kelemahannya, dan orang memang akan sangat memakluminya. Jika seseorang beruhasa setengah-setengah, keberhasilannya tentu tidak terlalu baik. Sifat-sifat dan niat baik Mr. Elton patut dihargai.”—Emma.

“Aku menganggapnya orang yang tidak lumrah. Dia pasti sudah belajar untuk merasa lebih tinggi daripada keluarganya dan tidak terlalu memedulikan apa pun selain kesenangannya sendiri, karena selama ini dia hidup bersama orang-orang yang selalu memberinya contoh untuk melakukannya. Tentunya wajar jika seorang pemuda yang dibesarkan oleh orang-orang yang sombong, menyukai kemewahan, dan egois, untuk menjadi seperti iu juga.”—Mr. Knightley.

“Sangat tidak adil untuk menilai perbuatan seseorang tanpa mengetahui kondisi mereka yang sebenarnya.”—Emma.

“Ada satu hal, Emma, yang selalu dapat dilakukan seorang pria, jika dia mau, yaitu kewajibannya. Tidak dengan cara merekayasa atau mempermanisnya, tetapi dengan berusaha keras dan penuh tekad untuk menunaikan kewajibannya. Sudah menjadi tugas Frank Churchill untuk memperhatikan ayahnya. Dia menyadari hal itu, tapi jika dia bertekad melakukannya, itu pasti akan dilakukannya. Seorang laki-laki yang mengetahui kewajibannya akan langsung berkata, ‘Aku siap mengorbankan setiap kesenanganku demi Bibi, tapi aku harus segera pergi mengunjungi ayahku. Aku tahu, ayahku akan terluka hatinya seandainya aku tidak berhasil memperlihatkan ungkapan kasih sayangku kali ini. Karena itu, aku akan berangkat besok.’ Seandainya dia berkata seperti itu, dengan nada tegas seperti layaknya seorang laki-laki, tidak mungkin dilarang pergi.”—Mr. Knightley.

“Pemuda (Frank) yang patuh itu lemah kepribadiannya, jika ini merupakan peristiwa pertama untuk menyatakan tekadnya agar tidak tunduk begitu saja pada kemauan orang lain. Seharusnya itu sudah menjadi kebiasaannya saat ini, untuk mendahulukan kewajiban daripada mencari aman. Aku bisa memahami kekhawatirannya sebagai anak kecil, tapi tidak bisa memakluminya setelah dia menjadi laki-laki dewasa. Mengingat dia sudah dapat berpikir secara rasional, seharusnya dia bangkit dan menyingkirkan hal-hal yang tidak patut dihargai dalam kewenangan mereka. Mestinya dia sudah menentang pada kali pertama pasangan Churchill menghalanginya bertemu dengan ayahnya. Seandainya itu dilakukannya sejak dulu, sekarang pasti tidak akan kesulitan.”—Mr. Knightley.

“Ya, Frank Churchill memiliki semua hal yang menguntungkan dengan duduk manis saat seharusnya bertindak, dan memilih hidup santai, serta menganggap dirinya sangat ahli dalam mencari alasan untuk melakukannya. Pemuda itu dapat duduk manis dan menulis surat yang berbunga-bunga, penuh basa-basi dan kebohongan, dan menyakinkan diri bahwa dia jago menggunakan cara terbaik dalam menjaga kedamaian di rumah sekaligus menghalangi hak ayahnya untuk memprotes. Suratnya membuatku jijik.”—Mr. Knightley.

“Sifat Mr. Elton memang tidak sempurna,” jawab Emma, “tapi jika ada tujuan yang hendak dicapai, orang akan memaklumi kelemahannya, dan memang orang akan sangat memakluminya. Jika seseorang berusaha secara setengah-setengah, keberhasilannya tentu tidak terlalu baik. Sifat-sifat dan niat baik Mr. Elton patut dihargai.”—Emma.

“Manusia memiliki kecenderungan untuk membahas mereka yang sedang berada dalam situasi menarik. Seseorang yang masih muda, yang menikah atau meninggal biasanya menjadi bahan pembicaraan yang baik-baik.”

“... saat aku sedang dipenuhi oleh semangat patriotis untuk menjadi warga Highbry. Jangan biarkan aku melupakannya. Yakinlah bahwa ketenaran di mata publik tidak sepadan untuk kehilangan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi.”—Frank Churchill.

Emma: “Selain itu, ketertutupannya—aku hampir tidak dapat mendekatkan diri kepada orang yang begitu tertutup.”
Frank: “Itu memang sifat yang buruk. Sering kali membingungkan, tidak diragukan lagi, tetapi tidak pernah menyenangkan. Ada keamanan dalam ketertutupan, tetapi tidak ada menariknya. Seseorang tidak mungkin mencintai orang yang tertutup.”
Emma: “Setelah sifat tertutup itu menghilang, barulah daya tarik diri akan lebih terlihat.”

“Setiap anak muda berbeda-beda ulahnya”—Mrs. Weston.

“Aku tidak tahu apakah memang seharusnya begitu, tetapi hal-hal konyol memang tidak lagi konyol kalau dilakukan oleh orang-orang yang berakal sehat dengan cara bijaksana.”—Emma.

“Orang bisa membuat dua puluh dugaan tanpa menduga dengan tepat...”

“Saat sedang santai, otak yang selalu sibuk bisa terhibur tanpa harus mengharap jawaban.”

Kedua wanita itu saling berpandangan, seakan-akan menyimpulkan, “Pria tidak pernah tahu saat ada yang kotor atau tidak.” Dan, kedua pria itu mungkin sedang berpikir, “Wanita selalu memikirkan hal-hal yang remeh dan mengkhawatirkan yang tidak perlu.”

Namun, tersingkirnya satu kendala ternyata memberi jalan untuk kendala lainnya.

“Seberapa sering kegembiraan hancur akibat perencanaan, perencanaan yang konyol.”—Frank.

“Aku tidak boleh memikirkannya. Aku tahu bahayanya membuat spekulasi semacam itu. Tapi, hal-hal aneh bisa saja terjadi; dan jika kami sudah saling tidak peduli, itu artinya kami terjebak dalam persahabatan yang tidak sehat, padahal aku menghargai persahabatan ini dengan penuh harapan dan kegembiraan.”—Emma.

“Miss Woodhouse yang baik, banyak yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang berani bertindak.”—Mrs. Elton.

“Kita tidak bisa bersikap tidak baik kepada siapapun walaupun mungkin kita mendapatkan perlakuan kurang baik satu jam yang lalu.”—Mr. Knightley.

“Petugas kantor pos menjadi mahir karena terbiasa. Mereka harus mulai dengan kecepatan pandangan dan tangan, dan dengan latihan bisa meningkatkannya. Kalau kau ingin penjelasan yang lebih jauh lagi,” lanjut John Knightley sambil tersenyum, “mereka dibayar untuk itu. Itulah kunci sebagian besar kapasitas tersebut. Masyarakat membayar dan harus dilayani dengan baik.”—Mr. John Knightley.

Mrs. Elton: “Ya, itu mungkin sesuai dengan gagasanmu yang sederhana; aku tahu betapa rendah hatinya dirimu; tapi itu tidak akan membuat teman-temanmu puas kalau kau hanya menerima apa saja yang sedang ditawarkan, lowongan rendahan di tempat biasa, di dalam keluarga yang tidak bergaul dengan kalangan tertentu atau hidup dalam kemewahan.”
Jane: “Kau baik sekali; tapi tentang semua itu, aku sangat tidak pandang bulu; aku tidak menolak orang-orang kaya; kurasa bukan itu yang kukhawatirakan. Keluarga orang baik-baiklah yang seharusnya kucari.”

“Saya kira pikiran kitalah yang lebih banyak memberikan semangat dan kebahagiaan.”—Mr. Weston

“Saya telah banyak mendengar pujian tentang Mr. Frank Churchill, tapi saya adalah tipe orang yang suka menilai sendiri, tanpa terpengaruh oleh orang lain. Saya akan memberi tahu Anda pendapat saya nanti setelah saya bertemu dengan putera Anda dan menilai dia. Saya bukan orang yang gemar memuji.”—Mr. Knightley.

“Insiden semacam itu, yang mempertemukan seorang wanita muda yang cantik dengan  seorang pemuda tampan, dapat memancing gagasan tertentu bagi hati yang beku dan pikiran yang teguh.”—Emma.

“Pertimbangkanlah apa yang akan kau lakukan. Mungkin akan lebih bijaksana jika kau mengendalikan perasaanmu selagi dapat. Bagaimanapun, jangan biarkan perasaan itu menghanyutkanmu terlalu jauh, kecuali jika kau merasa yakin dia juga menyukaimu. Amatilah dia. Biarkanlah perilakunya membimbing perasaanmu.”—Emma.

“Betapa mereka saling cocok. Sangat beruntung, bisa menikah berdasarkan perkenalan yang terjadi di tempat umum. Seingatku, mereka baru saling mengenal sekitar beberapa minggu saja di Bath. Keberuntungan yang aneh, karena biasanya perkenalan yang dilakukan di tempat umum tidak memberikan informasi apa pun tentang sifat orang yang sesungguhnya. Kita baru dapat benar-benar mengenal seorang wanita jika kita berkunjung ke rumahnya, ketika dia bersama dengan orang-orang terdekatnya dan berada dalam lingkungan sehari-harinya. Jika tidak begitu, kau hanya dapat menerka dan untung-untungan... dan biasanya sial.”—Mr. Knightley.

“Ketika seseorang merasa sangat kesakitan, dia tidak dapat merasa bersyukur atas berkah sebaik apa pun yang dia dapatkan.”—Mrs. Bates.

“Ketika seorang perempuan cantik menceburkan diri ke lubang kebodohan,maka sebaiknya dia mati saja; dan ketika dia membiarkan dirinya menjadi seseorang yang tidak menyenangkan, maka dia tidak akan populer.”—Mr. Goldsmith.

“Aku telah terbebas; dan aku harus terbebas dari perasaan tertarik tersebut, mungkin itu merupakan hal yang harus disyukuri begiku dan bagimu. Tetapi tidak demikian dengan Frank, Mrs. Weston. Boleh dibilang, ini kesalahannya sendiri. Apa haknya untuk bersikap pura-pura tertarik dan belum terikat, padahal dia sudah terikat pertunangan? Apa haknya untuk berusaha menyenangkan dan mengistimewakan seorang perempuan muda dengan perhatian-perhatiannya, padahal dia sudah menjadi milik perempuan lain? Memangnya dia dapat memprediksi apa dampak dari perbuatannya? Memangnya dia yakin bahwa aku tidak akan benar-benar jatuh cinta padanya? Sangat salah, perbuatannya itu sangat salah.”—Emma.

Nah, itulah kutipan menarik yang saya ambil dari novel Jane Austen kali ini. Novel Emma ini termasuk salah satu novel favorit saya, dan saya merekomendasikannya untuk para pembaca blog Daily Mocci atau pecinta novel. Semoga kalimat-kalimat di atas bermanfaat sebagai penambah pengetahuan, motivasi, hiburan dan berbagai hal positif lainnya.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com

Menarik Untuk Disimak