Salah satu cover novel Emma |
Keterangan Buku
Judul: Emma
Penulis: Jane Austen
Jumlah Halaman: 757
Penerbit: Qanita
Tahun Pertama Terbit: 1816
Tahun Terbit di Indonesia: 2014
Penerjemah: Istiani Prajoko
Bagi para pecinta baca, khususnya novel klasik, tentu nama Jane Austen sudah tidak asing di telinga para pecinta novel. Sebut saja novel-novel yang ditulis dari pikirannya yang cerdas seperti Sense and Sensibility, Pride and Prejudice, Mansfield Park, Emma, Northanger Abbey, Persuasion, berhasil memikat pembaca di seluruh dunia.
Bukan hanya karena unsur dan jalan cerita saja yang menarik dalam setiap karya Austen, tetapi beliau memasukkan banyak pesan moral di dalam bukunya yang bermanfaat dan dapat memotivasi seseorang. Tidak sedikit orang yang menjadikan kutipan dalam novelnya sebagai motto dan pendorong motivasinya yang tentu saja baik dan merubah sesuatu di dalam diri para pembacanya. Dan di bawah ini rankuman kutipan menarik di dalam salah satu karya Jane Auten terbaik, Emma:
Bukan hanya karena unsur dan jalan cerita saja yang menarik dalam setiap karya Austen, tetapi beliau memasukkan banyak pesan moral di dalam bukunya yang bermanfaat dan dapat memotivasi seseorang. Tidak sedikit orang yang menjadikan kutipan dalam novelnya sebagai motto dan pendorong motivasinya yang tentu saja baik dan merubah sesuatu di dalam diri para pembacanya. Dan di bawah ini rankuman kutipan menarik di dalam salah satu karya Jane Auten terbaik, Emma:
“Karena tebakan yang beruntung tak hanya berkaitan dengan keberuntungan, tetapi ada hubungannya dengan bakat.”—Emma.
“Seorang wanita sebaiknya tidak menikah dengan seorang laki-laki hanya karena dia dilamar, atau karena laki-laki itu menyukainya, dan dapat menulis surat yang indah.”—Emma.
“Dia (Harriet) seharusnya tidak dipandang rendah karena kesalahan orang lain dan tidak seharusnya dipandang rendah orang orang lain di sekitarnya.”—Emma.
“Sikap suka pamer pada gadis yang tidak terlalu pintar hanya akan menimbulkan kerusakan. Tidak ada gunanya bagi seorang gadis jika melambungkan harapannya terlalu tinggi.”—Mr. Knighley
“Harriet yang baik, jangan terlalu sensitif terhadap teka-teki ini. Perasaanmu akan ketahuan, jika kau terlalu peka dan terlalu cepat bertindak, dan kelihatannya mengartikannya dengan berlebihan, atau mencari-cari makna yang tersirat di dalamnya. Jangan merasa besar kepala oleh sedikit pujian kekaguman.”—Emma.
“Memang itu masalahnya dengan kita semua, ayah. Separuh penduduk dunia tidak dapat memahami kegembiraan separuh penduduk yang lain.”—Emma.
“Benar, setiap penundaan menyebabkan satu kekhawatiran akan terjadi penundaan lagi.” Mrs. Weston/Miss Taylor.
“Barangkali kita juga harus berhati-hatinya dalam menilai perbuatan seorang anggota dalam keluarga manapun.”—Mrs. Weston/Miss Taylor.
“Emma sayang, dengan perangaimu yang manis itu, jangan mencoba memahami sifat-sifat buruk orang lain, atau menetapkan aturan terhadapnya. Biarkan saja.”—Mrs. Weston/Miss Taylor.
“Sifat Mr. Elton memang tidak sempurna,” jawab Emma, “tapi jika ada tujuan yang hendak dicapai, orang akan memaklumi kelemahannya, dan orang memang akan sangat memakluminya. Jika seseorang beruhasa setengah-setengah, keberhasilannya tentu tidak terlalu baik. Sifat-sifat dan niat baik Mr. Elton patut dihargai.”—Emma.
“Aku menganggapnya orang yang tidak lumrah. Dia pasti sudah belajar untuk merasa lebih tinggi daripada keluarganya dan tidak terlalu memedulikan apa pun selain kesenangannya sendiri, karena selama ini dia hidup bersama orang-orang yang selalu memberinya contoh untuk melakukannya. Tentunya wajar jika seorang pemuda yang dibesarkan oleh orang-orang yang sombong, menyukai kemewahan, dan egois, untuk menjadi seperti iu juga.”—Mr. Knightley.
“Sangat tidak adil untuk menilai perbuatan seseorang tanpa mengetahui kondisi mereka yang sebenarnya.”—Emma.
“Ada satu hal, Emma, yang selalu dapat dilakukan seorang pria, jika dia mau, yaitu kewajibannya. Tidak dengan cara merekayasa atau mempermanisnya, tetapi dengan berusaha keras dan penuh tekad untuk menunaikan kewajibannya. Sudah menjadi tugas Frank Churchill untuk memperhatikan ayahnya. Dia menyadari hal itu, tapi jika dia bertekad melakukannya, itu pasti akan dilakukannya. Seorang laki-laki yang mengetahui kewajibannya akan langsung berkata, ‘Aku siap mengorbankan setiap kesenanganku demi Bibi, tapi aku harus segera pergi mengunjungi ayahku. Aku tahu, ayahku akan terluka hatinya seandainya aku tidak berhasil memperlihatkan ungkapan kasih sayangku kali ini. Karena itu, aku akan berangkat besok.’ Seandainya dia berkata seperti itu, dengan nada tegas seperti layaknya seorang laki-laki, tidak mungkin dilarang pergi.”—Mr. Knightley.
“Pemuda (Frank) yang patuh itu lemah kepribadiannya, jika ini merupakan peristiwa pertama untuk menyatakan tekadnya agar tidak tunduk begitu saja pada kemauan orang lain. Seharusnya itu sudah menjadi kebiasaannya saat ini, untuk mendahulukan kewajiban daripada mencari aman. Aku bisa memahami kekhawatirannya sebagai anak kecil, tapi tidak bisa memakluminya setelah dia menjadi laki-laki dewasa. Mengingat dia sudah dapat berpikir secara rasional, seharusnya dia bangkit dan menyingkirkan hal-hal yang tidak patut dihargai dalam kewenangan mereka. Mestinya dia sudah menentang pada kali pertama pasangan Churchill menghalanginya bertemu dengan ayahnya. Seandainya itu dilakukannya sejak dulu, sekarang pasti tidak akan kesulitan.”—Mr. Knightley.
“Ya, Frank Churchill memiliki semua hal yang menguntungkan dengan duduk manis saat seharusnya bertindak, dan memilih hidup santai, serta menganggap dirinya sangat ahli dalam mencari alasan untuk melakukannya. Pemuda itu dapat duduk manis dan menulis surat yang berbunga-bunga, penuh basa-basi dan kebohongan, dan menyakinkan diri bahwa dia jago menggunakan cara terbaik dalam menjaga kedamaian di rumah sekaligus menghalangi hak ayahnya untuk memprotes. Suratnya membuatku jijik.”—Mr. Knightley.
“Sifat Mr. Elton memang tidak sempurna,” jawab Emma, “tapi jika ada tujuan yang hendak dicapai, orang akan memaklumi kelemahannya, dan memang orang akan sangat memakluminya. Jika seseorang berusaha secara setengah-setengah, keberhasilannya tentu tidak terlalu baik. Sifat-sifat dan niat baik Mr. Elton patut dihargai.”—Emma.
“Manusia memiliki kecenderungan untuk membahas mereka yang sedang berada dalam situasi menarik. Seseorang yang masih muda, yang menikah atau meninggal biasanya menjadi bahan pembicaraan yang baik-baik.”
“... saat aku sedang dipenuhi oleh semangat patriotis untuk menjadi warga Highbry. Jangan biarkan aku melupakannya. Yakinlah bahwa ketenaran di mata publik tidak sepadan untuk kehilangan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi.”—Frank Churchill.
Emma: “Selain itu, ketertutupannya—aku hampir tidak dapat mendekatkan diri kepada orang yang begitu tertutup.”
Frank: “Itu memang sifat yang buruk. Sering kali membingungkan, tidak diragukan lagi, tetapi tidak pernah menyenangkan. Ada keamanan dalam ketertutupan, tetapi tidak ada menariknya. Seseorang tidak mungkin mencintai orang yang tertutup.”
Emma: “Setelah sifat tertutup itu menghilang, barulah daya tarik diri akan lebih terlihat.”
“Setiap anak muda berbeda-beda ulahnya”—Mrs. Weston.
“Aku tidak tahu apakah memang seharusnya begitu, tetapi hal-hal konyol memang tidak lagi konyol kalau dilakukan oleh orang-orang yang berakal sehat dengan cara bijaksana.”—Emma.
“Orang bisa membuat dua puluh dugaan tanpa menduga dengan tepat...”
“Saat sedang santai, otak yang selalu sibuk bisa terhibur tanpa harus mengharap jawaban.”
Kedua wanita itu saling berpandangan, seakan-akan menyimpulkan, “Pria tidak pernah tahu saat ada yang kotor atau tidak.” Dan, kedua pria itu mungkin sedang berpikir, “Wanita selalu memikirkan hal-hal yang remeh dan mengkhawatirkan yang tidak perlu.”
Namun, tersingkirnya satu kendala ternyata memberi jalan untuk kendala lainnya.
“Seberapa sering kegembiraan hancur akibat perencanaan, perencanaan yang konyol.”—Frank.
“Aku tidak boleh memikirkannya. Aku tahu bahayanya membuat spekulasi semacam itu. Tapi, hal-hal aneh bisa saja terjadi; dan jika kami sudah saling tidak peduli, itu artinya kami terjebak dalam persahabatan yang tidak sehat, padahal aku menghargai persahabatan ini dengan penuh harapan dan kegembiraan.”—Emma.
“Miss Woodhouse yang baik, banyak yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang berani bertindak.”—Mrs. Elton.
“Kita tidak bisa bersikap tidak baik kepada siapapun walaupun mungkin kita mendapatkan perlakuan kurang baik satu jam yang lalu.”—Mr. Knightley.
“Petugas kantor pos menjadi mahir karena terbiasa. Mereka harus mulai dengan kecepatan pandangan dan tangan, dan dengan latihan bisa meningkatkannya. Kalau kau ingin penjelasan yang lebih jauh lagi,” lanjut John Knightley sambil tersenyum, “mereka dibayar untuk itu. Itulah kunci sebagian besar kapasitas tersebut. Masyarakat membayar dan harus dilayani dengan baik.”—Mr. John Knightley.
Mrs. Elton: “Ya, itu mungkin sesuai dengan gagasanmu yang sederhana; aku tahu betapa rendah hatinya dirimu; tapi itu tidak akan membuat teman-temanmu puas kalau kau hanya menerima apa saja yang sedang ditawarkan, lowongan rendahan di tempat biasa, di dalam keluarga yang tidak bergaul dengan kalangan tertentu atau hidup dalam kemewahan.”
Jane: “Kau baik sekali; tapi tentang semua itu, aku sangat tidak pandang bulu; aku tidak menolak orang-orang kaya; kurasa bukan itu yang kukhawatirakan. Keluarga orang baik-baiklah yang seharusnya kucari.”
“Saya kira pikiran kitalah yang lebih banyak memberikan semangat dan kebahagiaan.”—Mr. Weston
“Saya telah banyak mendengar pujian tentang Mr. Frank Churchill, tapi saya adalah tipe orang yang suka menilai sendiri, tanpa terpengaruh oleh orang lain. Saya akan memberi tahu Anda pendapat saya nanti setelah saya bertemu dengan putera Anda dan menilai dia. Saya bukan orang yang gemar memuji.”—Mr. Knightley.
“Insiden semacam itu, yang mempertemukan seorang wanita muda yang cantik dengan seorang pemuda tampan, dapat memancing gagasan tertentu bagi hati yang beku dan pikiran yang teguh.”—Emma.
“Pertimbangkanlah apa yang akan kau lakukan. Mungkin akan lebih bijaksana jika kau mengendalikan perasaanmu selagi dapat. Bagaimanapun, jangan biarkan perasaan itu menghanyutkanmu terlalu jauh, kecuali jika kau merasa yakin dia juga menyukaimu. Amatilah dia. Biarkanlah perilakunya membimbing perasaanmu.”—Emma.
“Betapa mereka saling cocok. Sangat beruntung, bisa menikah berdasarkan perkenalan yang terjadi di tempat umum. Seingatku, mereka baru saling mengenal sekitar beberapa minggu saja di Bath. Keberuntungan yang aneh, karena biasanya perkenalan yang dilakukan di tempat umum tidak memberikan informasi apa pun tentang sifat orang yang sesungguhnya. Kita baru dapat benar-benar mengenal seorang wanita jika kita berkunjung ke rumahnya, ketika dia bersama dengan orang-orang terdekatnya dan berada dalam lingkungan sehari-harinya. Jika tidak begitu, kau hanya dapat menerka dan untung-untungan... dan biasanya sial.”—Mr. Knightley.
“Ketika seseorang merasa sangat kesakitan, dia tidak dapat merasa bersyukur atas berkah sebaik apa pun yang dia dapatkan.”—Mrs. Bates.
“Ketika seorang perempuan cantik menceburkan diri ke lubang kebodohan,maka sebaiknya dia mati saja; dan ketika dia membiarkan dirinya menjadi seseorang yang tidak menyenangkan, maka dia tidak akan populer.”—Mr. Goldsmith.
“Aku telah terbebas; dan aku harus terbebas dari perasaan tertarik tersebut, mungkin itu merupakan hal yang harus disyukuri begiku dan bagimu. Tetapi tidak demikian dengan Frank, Mrs. Weston. Boleh dibilang, ini kesalahannya sendiri. Apa haknya untuk bersikap pura-pura tertarik dan belum terikat, padahal dia sudah terikat pertunangan? Apa haknya untuk berusaha menyenangkan dan mengistimewakan seorang perempuan muda dengan perhatian-perhatiannya, padahal dia sudah menjadi milik perempuan lain? Memangnya dia dapat memprediksi apa dampak dari perbuatannya? Memangnya dia yakin bahwa aku tidak akan benar-benar jatuh cinta padanya? Sangat salah, perbuatannya itu sangat salah.”—Emma.
Nah, itulah kutipan menarik yang saya ambil dari novel Jane Austen kali ini. Novel Emma ini termasuk salah satu novel favorit saya, dan saya merekomendasikannya untuk para pembaca blog Daily Mocci atau pecinta novel. Semoga kalimat-kalimat di atas bermanfaat sebagai penambah pengetahuan, motivasi, hiburan dan berbagai hal positif lainnya.
0 komentar:
Post a Comment